Friday, November 22, 2013

Ulasan Pasar dan Analisis
Harga Saham MAPI dan ACES 15 November 2013
Saham saham pilihan rekomendasi saham online dari kami untuk tanggal 15 November 2013 adalah saham MAPI (Mitra Adiperkasa) dan ACES (Ace Hardware Indonesia). Berikut analisa teknikal harga saham terkini dari kedua saham tersebut.


Harga saham MAPI, Stochasticnya telah golden cross dan MACD berpotensi melanjutkan kenaikan harga saham.
Namun ternyata harga saham MAPI turun dari harga 8200 ke harga 8350.
Harga saham ACES naik dari harga 790 ke harga 800.
AKRA
Jakarta - Saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dikabarkan sedang diburu bandar. Pasalnya, perseroan dikabarkan baru saja mendapat kontrak penyaluran bahan bakar minyak (BBM). Menurut salah satu pelaku pasar, saham AKRA berpotensi menembus Rp 5.500 dalam jangka pendek dan menengah. "Katalisnya adalah kabar keberhasilan perseroan mendapatkan kontrak penyaluran BBM dan rencana akuisisi tambang batubara," bisik si pelaku pasar. Hari ini, hingga pukul 10.48 waktu JATS, harga saham AKRA turun 50 poin (-1,12%) ke level Rp 4.100 per lembar. Sebanyak 4.824 lot sahamnya diperdagangkan 324 kali senilai Rp 9,9 miliar.

Harga saham mengalami kenaikkan yaitu dari harga 4900 ke 5150


 Saham dengan dividen tertinggi
Tanggal Cum
Tanggal Distribusi
Kode Saham
Nama Emiten
Deviden per lembar saham
29/10/2013
14/11/2013
ITMG
INO TAMBANG RAYA MEGAH Tbk
IDR 1666






Ini adalah grafik pergerakan harga saham ITMG :





Ulasan Top Gainer Saham

Asuransi Bintang Tbk. (ASBI)











Ulasan :
Berdasarkan pergerakan grafik diatas, diprediksikan bahwa harga saham Asuransi Bintang Tbk. Akan mengalami penurunan mengikuti tren pada hari sebelumnya dan akan bergerak menuju support 1 pada harga 620/lembar saham. Hal ini didasarkan pada transaksi sebelumnya yang dibuka pada 660/lembar ditutup dengan penurunan pada harga 625/lembar dengan volume penurunan yang besar. Sehingga kemungkinan untuk cendrung turun cukup besar. Untuk itu keputusan yang sebaikknya diambil adalah menjual saham tersebut untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Apac Citra Centertex Tbk. (MYTX)











Ulasan :
Jika dianalisa dari pergerakan grafik ,maka diprediksikan bahwa saham Apac Citra Centertex akan bergerak naik dengan harga pembukaan 240/lembar menuju resisten 1 pada harga 250/lembar saham. Hal ini didasarkan pada transaksi sebelumnya dibuka yang dibuka pada posisi 220/lembar dan ditutup  240/lembar yang artinya saham ini mengalami kenaikkan dengan volume transaksi yang besar. Dan untuk itu kemungkinan trend kenaikan tersebut akan berlanjut dan hingga menuju titik resisten 250/lembar. Untuk itu keputusan yang sebaiknya diambil adalah menahan saham tersebut sampai menembus resisten.
Tanah Laut Tbk. (INDX)
Ulasan :
Apabila dilihat dari pergerakan grafik diatas maka diprediksikan bahwa saham tersebut akan mengalami kenaikkan dengan harga pembuka yakni dikisaran  425/lembar dan akan bergerak menuju resisten 1 pada harga 445/lembar meskipun pada transaksi hari sebelumnya mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut tidak berpengaruh besar karena volume penurunan pada transaksi sebelumnya masih cukup kecil.  Untuk itu keputusan yang sebaiknya diambil investor adalah membeli saham tersebut.




Thursday, November 21, 2013

Adhi Karya (Persero) (ADHI)



Adhi Karya (Persero) (ADHI)
Analisa Fundamental
Harga saham ADHI pada penutupan 7 Desember 2012 pada posisi Rp2.025 per lembar. Pada Prospek jangka panjang, dari perhitungan yang dilakukan di dapat bahwa Tidak ada defisit dalam 5 tahun terakhir, ada kenaikan laba lebih besar, setidaknya rata-rata lima tahunan 17%, rata-rata pertumbuhan laba lima tahun terakhir sebesar 14,33%. Walaupun terjadi penurunan laba pada tahun buku 2011.
ROA lima tahun terakhir tercatat berada dalam kisaran 1,58% hingga 3,84% (2010), dengan rata-rata ROA selama lima tahun adalah 2,78%. ROE selama lima tahun terakhir berada pada posisi 13,87% hingga 22,57% (2009). Pada 2011 ROE turun pada angka 18,51%. Rata-rata ROE lima tahun berada pada posisi 19,56%. Melihat angka ini ROE sepertinya perusahaan punya posisi cukup bagus.
Kualitas keuangan dan struktur modal, hal ini meliput Current Ratio rata-rata selama lima tahun selalu pada posisi 1,15x. Hutang jangka panjang tidak lebih dari aset lancar. Rata-rata DER perusahaan adalah 6,31x, dengan DER tertinggi pada 2008 sebesar 7,78. DER tahun 2011 tercatat 5,22. PER terakhir adalah 14,98. Dengan DER yang tinggi, pendapatan dan laba yang tidak stabil serta pertumbuhan yang kurang menarik, dividen yang rendah, serta PER yang cukup tinggi.
Ada pembagian dividen dalam 10 tahun terakhir. Perusahaan rutin membagi dividen meski ada absen seperti pada 2004 dan 2007. Dividen terakhir Rp30,33 per lembar saham dibanding harga saham terakhir mempunyai yield 1,49%.
Melihat berbagai hal yang terutama faktor DER yang tinggi serta ketidakstabilan pendapatan dan lebih lagi PER yang sudah cukup tinggi, maka bagi saya ADHI bukan peluang investasi yang menarik untuk saat ini.

Akasha Wira International (ADES)



Akasha Wira International (ADES)

Analisa Fundamental
ROA empat tahun terakhir di atas 9%, dengan catatan -16% pada 2008. ROE empat tahun terakhir di atas 20%, dengan catatan -59% pada 2008. ROE di atas 20% cukup bagus, namun terlihat tidak stabil. Perusahaan mengalami rugi dalam laporan keuangan tahun buku 2007 dan 2008. Pertumbuhan ada kenaikan laba lebih besar, setidaknya rata-rata lima tahunan 17%, namun pertumbuhan laba tidak stabil dan pernah mengalami kerugian dalam lima tahun terakhir.
Kualitas keuangan dan struktur modal, yaitu Current Asset sebesar 2,6. Hutang jangka panjang tidak lebih dari aset lancar (modal kerja).  DER tercatat 0,9. Dengan EPS sebesar 109 (atau 145 disetahunkan), dan harga saham terakhir 2125, maka PER terakhir adalah 14,65, namun ini mendekati batas kita. PER sudah terlalu tinggi. Ada pembagian dividen dalam 10 tahun terakhir. Namun dividen terakhir dibagikan pada 2003 untuk tahun buku 2002.
Dengan data di atas maka ADES belum layak untuk investasi.

Aneka Tambang (ANTM)



Aneka Tambang (ANTM)

Analisa Fundamental

Analisa di bawah merujuk pada data laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dan juga laporan tahunan. Harga saham ANTM pada penutupan 16 Januari 2013 di posisi Rp1.400 per lembar.
Pengukuran prospek diukur dari beberapa aspek yaitu tidak ada defisit dalam 5 tahun terakhir. Ada kenaikan laba lebih besar, setidaknya rata-rata lima tahunan 17%. Dari catatan lima tahun sepertinya perusahaan mengalami pertumbuhan labil, bahkan turun pada dua tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan lima tahun tercatat 16%.Rasio pengembalian atas aset (ROA) selama lima tahun rata-rata 17,68%. Hal ini disumbang pendapatan yang sangat tinggi pada 2007. Selama lima tahun kecenderungan ROA turun, dengan ROA terakhir tercatat 12,68% (2011) dan 4,97% (2012-Proyeksi). Sementara itu perbandingan pengembalian atas ekuitas (ROE) selama lima tahun terakhir rata-rata tercatat 23,63%, dengan kecenderungan ROE turun selama lima tahun terakhir. ROE terakhir tercatat 17,89% (2011) dan 7,98%.
Sruktur dan Kekuatan Keuangan melihat parameter seperti Current Asset rata-rata lima tahunan tercatat 6,83x. Sangat bagus. Hutang jangka panjang tidak lebih dari aset lancar, rasionya sangat rendah, rata-rata lima tahun tercatat 0,11x saja. Rata-rata DER perusahaan selama lima tahun terakhir ada 0,31x.
Perusahaan selalu membagikan dividen sejak tercatat di bursa. Jumlah dividen terakhir sebesar Rp90,99 per lembar saham atau setara yield 6,4%. BUMN biasanya selalu membagikan dividen dan rasio dibanding laba juga cukup tinggi, rasionya sekitar 45% laba.
PER tercatat 15,97. Kapitalisasi pasar: Rp13,3 triliun. Nilai buku perusahaan: Rp10,4 triliun atau Rp1.097 per lembar saham. Maka harga saham dibanding nilai buku tercatat 1,28. Menggunakan metode Arus Kas Terdiskon (Discounted Cash Flow), dengan asumsi pesimis—pertumbuhan 12%, rasio pembagian dividen 10% dari laba, dan EPS 87,65—harga wajarnya di posisi Rp722 (harga saat ini lebih mahal 48%), dengan asumsi optimis—pertumbuhan 15%, rasio pembagian dividen 30% dari laba, dan EPS 202,03—harga wajarnya di posisi Rp2.658 (diskon 89% dari harga saat ini).
Melihat seluruh data di atas, sangat baik karena tidak ada catatan defisit. Tapi pertumbuhannya tidak stabil, bahkan selama dua tahun terakhir menunjukkan penurunan, dari sisi harapan pertumbuhan hal ini kurang memuaskan kriteria investasi. Dari sisi kekuatan keuangan perusahaan berada di posisi yang sangat baik.
Dari catatan ROA dan ROE terlihat tinggi tetapi tidak diimbangi oleh pertumbuhan aset atau ekuitas. Faktor pembagi dari ROA/ROE adalah aset/ekuitas, ketika mereka nilainya naik sedikit atau hampir stagnan sedang laba cenderung tetap, maka ROA dan ROE pun terjaga tetap tinggi. Tampaknya laba cenderung habis dibagikan dividen. Dengan kondisi ekuitas yang tidak berkembang, hal ini membuat perusahaan tidak cukup modal untuk berekspansi.

Astra International (ASII)



Astra International (ASII)

Analisa Fundamental

Harga saham adalah Rp7.750 per lembar. Perusahaan telah mengalami pemecahan nilai saham 1:10, maka pembagian dividen tahun buku 2011 juga disesuaikan.
Pengukuran prospek diukur berdasarkan kriteria-kriteria Tidak ada defisit dalam 5 tahun terakhir. Pertumbuhan laba ada kenaikan laba lebih besar, setidaknya rata-rata lima tahunan 17%. Rata-rata pertumbuhan laba lima tahun sebesar 18,42%. Pertumbuhan tiga tahun terakhir 43,09%, 23,8%, dan 6,92%.
Rasio pengembalian atas aset (ROA) selama lima tahun rata-rata 12,36%. ROA untuk tiga tahun terakhir tercatat 12,73%, 11,58%, dan 10,65% (2012-P). Sementara itu perbandingan pengembalian atas ekuitas (ROE) selama lima tahun terakhir rata-rata tercatat 29,29%. ROE untuk tiga tahun terakhir adalah 29,13%, 29,42%, dan 28,59%.
Sejak tercatat di bursa perusahaan selalu membagikan dividen meski ada catatan absen di beberapa tahun buku. Kemungkinan ketika menghadapi tahun-tahun berat semasa krisis Asia 97/98. Setelah perusahaan kembali ke jalur, sejak 2003 ada pembagian dividen rutin, serta disertai pembagian dividen interim. Ada sejarah right issue pada 2003.
PER tercatat 16,5. Kapitalisasi pasar: Rp313,74 triliun. Nilai buku perusahaan: Rp66 triliun atau Rp1.643 per lembar saham. Maka harga saham dibanding nilai buku tercatat 4,72. Menggunakan metode Arus Kas Terdiskon (Discounted Cash Flow), dengan asumsi pesimis—pertumbuhan 12%, dividen 10% dari laba, dan EPS 439,32—harga wajarnya di posisi Rp5.544 (harga saat ini lebih mahal 28,46%), dengan asumsi optimis—pertumbuhan 15%, dividen 30% dari laba, dan EPS 469,7—harga wajarnya di posisi Rp6.179 (harga saat ini lebih mahal 20,26%).
Prospek jangka panjang perusahaan saya kira tidak diragukan lagi. Lihatlah laba dan pertumbuhannya, juga lihat kualitas aset dan ekuitasnya yang terus naik. Bahkan ROE yang tinggi pun jadi sangat menawan karena aset dan ekuitas juga tumbuh pesat.